Di tengah tuduhan dukungan Moskow terhadap pemberontak di Ukraina timur dan penargetan yang dilakukan oleh pengunjuk rasa di kedutaan Rusia di Kiev, krisis Ukraina meningkat pada akhir pekan ketika pemberontak pro-Rusia menembak jatuh sebuah pesawat yang membawa pasukan Ukraina setelah kehilangan kendali atas kota pelabuhan Mariupol.
Pesawat jatuh
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengumumkan hari berkabung pada hari Minggu dan berjanji untuk menghukum kelompok separatis pro-Rusia yang bertanggung jawab atas jatuhnya sebuah pesawat angkut militer Ukraina, yang menewaskan 49 awak dan tentara di dalamnya.
Jumlah korban tewas tersebut merupakan yang tertinggi yang diderita pasukan pemerintah dalam satu insiden sejak krisis Ukraina berkobar pada bulan Februari dan kemungkinan akan memicu ketegangan antara Rusia dan AS, yang dituduh Moskow mempersenjatai para pemberontak.
Poroshenko menjanjikan tanggapan yang “memadai” setelah pesawat itu jatuh saat mendarat di bandara di luar kota Luhansk.
“Semua yang terlibat dalam aksi teroris sebesar ini harus dihukum,” kata Poroshenko pada hari Minggu.
Pertempuran Mariupol
Pasukan Ukraina pada hari Jumat merebut kembali kota Mariupol, pelabuhan utama ekspor baja, dari kendali pemberontak. Bendera Ukraina dikibarkan di atas markas besar pemerintah daerah di kota berpenduduk 500.000 jiwa yang telah lama menjadi fokus bentrokan.
Layanan pers kepresidenan Ukraina mengutip pernyataan menteri pertahanan yang mengatakan kepada Poroshenko bahwa lebih dari 250 pemberontak tewas dalam bentrokan tersebut.
Juga tidak jelas bagaimana jumlah korban tewas pemberontak diketahui oleh otoritas Kiev yang pro-Eropa, dan kelompok separatis mencemooh perkiraan jumlah korban yang begitu tinggi di masa lalu.
Lima penjaga perbatasan tewas dan tujuh lainnya luka-luka di Mariupol ketika barisan kendaraan mereka disergap, satu hari setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota tersebut.
Tank Rusia di Ukraina?
NATO merilis foto satelit pada hari Sabtu yang dikatakannya menimbulkan kecurigaan tentang peran Rusia dalam memindahkan peralatan militer ke Ukraina timur. Organisasi tersebut mengatakan gambar-gambar tersebut menunjukkan tank-tank Rusia tiba di lokasi persiapan di dekat perbatasan Ukraina beberapa hari sebelum tank serupa muncul minggu ini di wilayah timur Ukraina yang berada di bawah kendali separatis. Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa perkembangan baru ini bisa menjadi “eskalasi serius dari krisis di Ukraina timur.”
Pemerintah Kiev menuduh Rusia mengizinkan tiga tank melintasi perbatasan ke wilayah timur Ukraina pekan ini, tempat tank-tank tersebut digunakan oleh pemberontak. Rusia membantah memasok separatis dan mengatakan orang-orang Rusia yang bertempur di Ukraina adalah sukarelawan.
Moskow tidak menanggapi laporan tank tersebut, malah menuduh militer Ukraina beberapa kali melanggar perbatasan, termasuk ketika sebuah kendaraan lapis baja memasuki wilayah Rusia sekitar 150 meter pada hari Jumat. Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan pada hari Sabtu bahwa jika serangan terus berlanjut, pihaknya akan “mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menekannya.”
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Jumat bahwa penilaiannya adalah bahwa kelompok separatis di Ukraina timur telah memperoleh senjata berat dan peralatan militer dari Rusia, termasuk tank Rusia dan beberapa peluncur roket.
Protes di Kedutaan Besar Rusia di Kiev
Di Kiev, para pengunjuk rasa melempari kedutaan Rusia dengan telur dan menodai bendera Rusia pada hari Sabtu sebagai protes terhadap apa yang mereka yakini sebagai dukungan Moskow terhadap pemberontak separatis di Ukraina timur, kata para saksi mata.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di situsnya pada hari Sabtu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk serangan tersebut dan menuduh Ukraina gagal melindungi kedutaan dan gagal memenuhi kewajiban internasionalnya. Rusia juga meminta OSCE dan PBB untuk menyelidiki insiden di kedutaan Rusia di Kiev dan mencegah serangan lebih lanjut terhadap perwakilan diplomatik Rusia di negara tersebut.
Serangan itu juga menuai reaksi di media sosial Rusia. Ketua Komite Urusan Internasional Duma Negara, Alexei Pushkov, menulis di akun Twitter-nya pada hari Sabtu bahwa serangan itu “direncanakan”, bukan “spontan”.
(AP, The Moscow Times, Reuters)
Lihat juga:
Rusia menuntut pengunduran diri menteri Ukraina karena menyebut Putin ‘D*ckhead’