Lebih dari 400 politisi, tokoh masyarakat, dan pemimpin agama berkumpul di Kremlin pada tanggal 28 Juli untuk memperingati 1.000 tahun kematian Pangeran Vladimir, penguasa Kievan Rus, yang mengubah agama Slavia menjadi Kristen Ortodoks. Peristiwa tersebut tidak akan menarik banyak perhatian publik jika bukan karena pentingnya kepribadian Pangeran Vladimir dalam agenda politik Moskow sejak krisis Ukraina dimulai.
Sebagai bagian dari perayaan tersebut, pihak berwenang Rusia bahkan memutuskan untuk mendirikan monumen Pangeran Vladimir sepanjang 25 meter. Keputusan untuk mendirikan monumen di Vorobyovy Gory (Sparrow Hills), sebuah dek observasi yang populer di kalangan penduduk lokal dan turis, mendapat reaksi beragam di Moskow.
Sekitar 60.000 orang menandatangani petisi menentang pemasangan monumen tersebut. Namun, rencana tersebut, yang mendapat dukungan besar dari para politisi serta Gereja Ortodoks Rusia, akan tetap dilaksanakan dengan lokasi pastinya masih dalam diskusi.
Kiev adalah rumah bagi monumen Pangeran Vladimir lainnya, yang berusia lebih dari 150 tahun. Jika dibangun, monumen Moskow akan jauh lebih tinggi dibandingkan yang ada di Kiev.
Perlombaan ini mendukung babak baru persaingan antara Rusia dan Ukraina, meskipun dalam ranah budaya, bukan militer. Pangeran Vladimir tampaknya menjadi pusat perselisihan baru-baru ini, dengan Rusia dan Ukraina berusaha mengklaim masa lalu mereka bersama.
Tujuan yang ingin dicapai pemerintah Rusia dengan perayaan akbar Pangeran Vladimir adalah untuk memperkuat akar Rusia di Kievan Rus.
Negara Rusia berasal dari Kiev, ibu kota Ukraina saat ini. Moskow berupaya memisahkan secara ideologis sejarah Kievan Rus dari sejarah Ukraina.
Pentingnya Kievan Rus bagi sejarah Rusia modern sulit ditaksir terlalu tinggi. Selama periode ini, kira-kira dari tahun 882 hingga 1240, orang-orang Slavia berpindah agama menjadi Kristen Ortodoks. Kievan Rus juga merupakan simbol perjuangan melawan bangsa Mongol yang menginvasi negara tersebut pada tahun 1240-an dan tetap menjadi subjeknya hingga pertengahan abad ke-15.
Tren baru dalam politik Rusia bertujuan untuk memisahkan sejarah Kievan Rus dari Kiev saat ini dalam upaya untuk memonopoli bagian sejarah terpenting yang dimiliki kedua negara. Para pendukung gagasan ini mengacu pada “Tale of Bygone Years”, kumpulan teks yang dikumpulkan di Kiev pada tahun 1113 yang menafsirkan sejarah Slavia Timur pada abad ke-9-11 dan berfungsi sebagai sumber informasi penting bagi para sejarawan.
Patriark Rusia Kirill baru-baru ini mengatakan bahwa Belarus, Rusia atau Ukraina tidak disebutkan dalam “Tale of Bygone Years”, namun ada “dunia Rusia” yang mencakup segalanya.
“Dunia Rusia adalah dunia Ukraina dan dunia Belarusia pada saat yang sama. Ini adalah dunia yang seluruhnya Rusia. Dunia yang diciptakan oleh baptisan di sungai, dunia Pangeran Vladimir,” katanya.
Sang patriark mengacu pada baris khusus ini dari teks-teks sejarah: “Ini adalah kisah-kisah tahun-tahun yang lalu, dari mana tanah Rusia berasal,” mengacu pada Kievan Rus. Namun kalimat ini semakin banyak digunakan untuk melegitimasi “dunia Rusia” sebagai sebuah konsep politik.
Kristenisasi Rusia juga semakin dipolitisasi karena Pangeran Vladimir menerima agama Kristen Ortodoks di Krimea yang dianeksasi Rusia tahun lalu.
Dengan menampilkan Vladimir sebagai “bapak” “dunia Rusia”, Moskow juga mencoba memperkuat kepemilikannya atas semenanjung tersebut secara ideologis.
Namun, retorika pemerintah di Kiev menampilkan warisan Pangeran Vladimir sebagai sesuatu yang hanya memiliki ikatan sejarah dengan Ukraina. Mengumumkan perayaan 1000 tahun kematian sang pangeran, Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyebutnya sebagai pendiri “negara bagian Eropa Rus-Ukraina”.
Alasan mengapa ungkapan ini secara historis salah ada dua: Ukraina sebagai sebuah negara tidak ada pada masa Rus, juga bukan negara Eropa. Kenyataannya, perpindahan agama Rus ke Kristen Ortodoks membuatnya jauh lebih tidak bersifat Eropa, jika tidak maka Katolik akan menjadi agama pilihan Vladimir.
Negara bagian “Rus-Ukraina”, yang namanya semakin sering muncul di media Ukraina, merupakan objek politik modern yang perbatasannya masih belum jelas.
Sebagaimana agenda Moskow, idenya adalah untuk menciptakan identitas sejarah dan budaya yang terpisah dari Rusia.
Upaya lain untuk melawan warisan sejarah datang dari seorang anggota parlemen Ukraina
Oksana Korchinskaya yang mengusulkan rancangan undang-undang yang melarang penggunaan kata Rusia dan Rus untuk merujuk pada wilayah Federasi Rusia. Menurut Korchinskaya, kedua kata tersebut adalah nama historis Ukraina modern, sehingga rancangan undang-undang tersebut berupaya mencegah penggunaan kata tersebut untuk menyebut Rusia dalam dokumen resmi, media, buku pelajaran sekolah, peta jalan, dan lain-lain.
Dengan memanipulasi sejarah, Kiev dan Moskow memainkan permainan berbahaya dengan mencoba mengelabui warganya agar berpikir bahwa fakta sejarah harus melayani kepentingan politik.
Manipulasi ini semakin memperlebar kesenjangan antara warga Rusia dan Ukraina.
Yury Barmin adalah seorang analis Rusia yang berbasis di Timur Tengah.