BRUSSELS – Pakar pertanian senior dari 28 negara Uni Eropa akan mengadakan pertemuan darurat pada Kamis depan untuk menganalisis dampak larangan Rusia terhadap impor pangan UE, kata Komisi Eropa pada hari Jumat.
Moskow pada hari Kamis melarang sebagian besar impor makanan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai pembalasan atas sanksi Barat yang dikenakan atas tindakan Rusia di Ukraina.
Komisi tersebut, yang merupakan badan eksekutif Uni Eropa, telah mengatakan bahwa pihaknya berhak untuk bereaksi dan akan membentuk satuan tugas pada hari Senin untuk menilai situasi.
“Dalam konteks saat ini, hal yang paling penting adalah merespons secara proporsional dan cepat jika situasi ini muncul,” kata Komisaris Pertanian Eropa Dacian Ciolos dalam pernyataan melalui email.
“Saya yakin sektor pertanian kita yang tangguh akan segera beralih ke pasar dan peluang baru,” katanya.
Sekitar 10 persen ekspor pertanian UE dikirim ke Rusia setiap tahunnya dengan nilai total sekitar 11 miliar euro (14,73 miliar dolar AS), menurut angka Komisi.
Untuk memastikan transisi yang lancar ke pasar lain, Komisi mengatakan kebijakan pertanian bersama dari blok tersebut akan memberikan pilihan untuk dukungan keuangan, termasuk cadangan krisis untuk memberikan kompensasi kepada petani jika diperlukan.
Ciolos mengatakan dia telah berbicara dengan menteri pertanian dari seluruh Eropa, termasuk dari Italia. Roma akan memegang jabatan presiden Uni Eropa secara bergilir hingga akhir tahun ini.
Juru bicara kepresidenan Italia mengatakan saat ini tidak ada rencana untuk mengadakan pertemuan darurat para menteri pertanian. Pertemuan darurat Kamis depan akan dihadiri oleh para ahli nasional serta pejabat Komisi, katanya.
Polandia mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya akan mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas embargo Rusia, dan Komisi tersebut juga mengajukan keluhan ke WTO mengenai larangan Moskow terhadap daging babi Uni Eropa.
Namun, ketika ditanya mengenai tindakan WTO yang lebih besar, Komisi hanya mengatakan bahwa pihaknya sedang menilai situasi.
Pengacara UE di Brussels mengatakan eksekutif UE kemungkinan akan bertindak hati-hati karena kekhawatiran mereka saat ini adalah meredakan krisis. Tindakan WTO lebih lanjut dapat menimbulkan dampak sebaliknya.
Rusia adalah pembeli utama buah-buahan dan sayur-sayuran di Eropa, namun menempati urutan ke-23 di antara pembeli makanan dari Amerika Serikat, menyumbang kurang dari 1 persen ekspor pertanian AS.
Gedung Putih mengatakan larangan itu akan menjadi bumerang, merugikan warga Rusia karena mendorong kenaikan inflasi.
Lihat juga:
Embargo pangan Rusia terhadap UE dan AS menghadirkan peluang besar bagi Brasil
Larangan makanan di Rusia berdampak buruk bagi konsumennya sendiri