Dalam pernyataan pedas yang dirilis pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Rusia menentang serangan udara pimpinan AS yang menargetkan militan ISIS di Suriah.
Amerika Serikat dan lima negara Arab melancarkan kampanye udara melawan ISIS pada Senin malam, upaya mereka yang paling terkoordinasi untuk menyingkirkan kelompok militan radikal di Suriah yang dilanda konflik, yang telah menciptakan tempat berlindung yang aman di tengah kerusuhan akibat perang saudara yang sedang berlangsung.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri memperingatkan bahwa tindakan tersebut melanggar hukum internasional dan mengancam akan semakin mengganggu stabilitas situasi di Suriah.
“Tindakan semacam itu hanya dapat dilakukan sesuai dengan hukum internasional. Hal ini tidak berarti adanya ‘pemberitahuan’ serangan udara yang formal dan sepihak, namun adanya persetujuan tegas dari pemerintah Suriah atau resolusi terkait dari Dewan Keamanan PBB. , ” bunyi pernyataan itu.
Menggambarkan langkah yang dipimpin AS sebagai upaya untuk “mencapai tujuan geopolitik Anda sendiri,” kementerian tersebut mengatakan bahwa serangan udara tersebut hanya akan “meningkatkan ketegangan dan semakin mengacaukan situasi.”
“Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa para penggagas aksi militer sepihak tersebut memikul semua tanggung jawab hukum internasional atas konsekuensinya,” kata pernyataan itu.
Komentar kementerian tersebut muncul setelah Presiden Vladimir Putin mengkritik serangan udara tersebut dalam percakapan larut malam dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada hari Senin, dengan mengatakan bahwa serangan udara seharusnya tidak dilancarkan tanpa persetujuan pemerintah Suriah.
“Pihak Rusia ingin menekankan bahwa serangan udara terhadap pangkalan ISIS di Suriah tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan pemerintah Suriah,” demikian transkrip di situs Kremlin.
Damaskus mengatakan pada hari Selasa bahwa Washington telah memberi tahu pejabat pemerintah mengenai rencana mereka beberapa jam sebelum serangan, menurut laporan Reuters. Laporan itu mengatakan pemerintah Suriah juga bersedia bekerja sama dengan upaya internasional untuk melawan ISIS.
Namun, Washington mengatakan pihaknya tidak mengoordinasikan rencananya dengan Damaskus, tidak seperti serangan udara sebelumnya yang dilakukan di Irak melalui kerja sama erat dengan militer Irak. Pemerintah AS telah menunjukkan keengganan untuk bekerja sama dengan pemerintah Suriah dalam perjuangannya melawan ISIS, dan bersikeras bahwa Presiden Bashar Assad harus mundur karena pasukannya telah menggunakan senjata kimia untuk melawan pemberontak.
Hubungi penulis di a.quinn@imedia.ru