Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi pada hari Rabu bahwa salah satu penasihat militernya tewas akibat tembakan mortir di Suriah, kantor berita Interfax melaporkan, meskipun media Turki mengutip sumber oposisi Suriah yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa korban di pihak Rusia termasuk empat jenderal.
Penasihat tersebut melatih pasukan pemerintah Suriah dalam penggunaan senjata modern, “yang disediakan berdasarkan kontrak negara saat ini mengenai kerja sama teknologi militer,” juru bicara Kementerian Pertahanan dikutip oleh Interfax.
Perwira tersebut terluka parah pada hari Senin ketika pejuang ISIS menembaki pangkalan militer Suriah, dan secara anumerta akan dianugerahi penghargaan negara Rusia, kata juru bicara tersebut. ISIS adalah organisasi teroris yang dilarang di Rusia.
Sementara itu, kantor berita Anadolu milik pemerintah Turki pada hari Rabu mengutip sumber oposisi Suriah yang tidak disebutkan namanya mengatakan empat jenderal Rusia dibunuh oleh pasukan pemberontak di barat laut Suriah dekat perbatasan dengan Turki.
Pemerintah Rusia sebelumnya membantah sejumlah laporan media mengenai korban militernya di Suriah.
The Wall Street Journal mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan pada bulan Desember lalu bahwa sembilan kontraktor Rusia tewas di Suriah pada musim gugur lalu ketika sebuah mortir menghantam pangkalan mereka di bagian barat negara itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pemerintah Rusia “tidak memiliki informasi semacam ini,” kantor berita TASS melaporkan pada saat itu.
“Terutama karena informasi tersebut hanyalah desas-desus, tanpa referensi apa pun,” kata Peskov, seperti dilansir TASS. “Hampir tidak ada hal yang layak dibicarakan di sini.”
Salah satu dari empat jenderal Rusia yang disebutkan dalam laporan Anadolu dikatakan telah mengoordinasikan serangan di pegunungan Turkmenistan – sebuah wilayah yang dikuasai oleh Turkmenistan di Suriah, suku pemberontak keturunan Turki – kata sumber oposisi.
Ankara sering menuduh Rusia mengarahkan serangan udaranya terhadap pemberontak Turkmenistan, yang menentang rezim Presiden Suriah Bashar Assad, sekutu Moskow, namun bukan bagian dari pasukan teror ISIS. Moskow membantah tuduhan tersebut.
Di tengah perselisihan tersebut, Turki menembak jatuh sebuah pembom Rusia pada akhir November, dengan alasan bahwa pesawat tersebut telah melanggar wilayah udara Turki. Pekan lalu, Ankara menuduh pembom Su-24 Rusia lainnya melakukan pelanggaran serupa dan memperingatkan Moskow mengenai “konsekuensinya”.