Utusan Ukraina untuk badan keamanan Eropa, OSCE, Kamis mengatakan bahwa pasukan reguler Rusia telah merebut kota tenggara Novoazovsk, tetapi mitranya dari Rusia mengatakan tidak ada pasukan Rusia yang melintasi perbatasan di “titik mana pun”.
Ihor Prokopchuk, perwakilan Ukraina di Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, mengatakan kepada wartawan bahwa “apa yang telah kami daftarkan adalah invasi langsung militer Rusia di wilayah timur Ukraina.”
Berbicara di sela-sela pertemuan OSCE luar biasa di Wina, dia menambahkan: “Kota Novoazovsk dan sejumlah kota lain yang dekat dengan kota ini telah direbut oleh pasukan reguler Rusia.”
Ukraina memandang perkembangan terakhir sebagai “tindakan agresi,” katanya. “Kami akan menggunakan segala cara yang tersedia untuk Ukraina di bawah hukum internasional, di bawah Piagam PBB, untuk mempertahankan wilayahnya, untuk mempertahankan kemerdekaannya.”
Di Kiev, Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina mengatakan Novoazovsk, kota perbatasan, dan bagian lain tenggara Ukraina telah jatuh di bawah kendali pasukan Rusia yang melakukan serangan balasan bersama pemberontak.
Pada pertemuan OSCE, yang mengelompokkan Rusia serta Amerika Serikat di antara 57 anggotanya, Prokopchuk mengatakan dia meminta semua mitra kami untuk menawarkan semua kemungkinan dukungan ke Ukraina untuk mempertahankan diri dan menghentikan agresi ini.
Rusia menyangkal campur tangan di Ukraina dengan mempersenjatai pemberontak atau mengirim tentara melintasi perbatasan. Kementerian Pertahanan menolak mengomentari laporan tank Rusia di Novoazovsk.
Duta Besar Rusia Andrei Kelin mengatakan kepada wartawan pada pertemuan OSCE: “Tidak ada pasukan Rusia yang melintasi perbatasan Ukraina kapan pun.”
Terlepas dari satu unit kecil sekitar 10 tentara Rusia yang katanya “tidak sengaja” melintasi perbatasan beberapa hari lalu, Kelin mengatakan bahwa “tidak ada pasukan Rusia di sana.”
Kelin mengatakan ada situasi kemanusiaan yang memburuk di wilayah timur Ukraina di mana “orang terus tewas” sebagai akibat dari apa yang dia katakan adalah penembakan dan tembakan artileri oleh militer Ukraina terhadap penduduk.
Gerak maju pemberontak minggu ini membuka front baru dalam konflik tersebut tepat ketika militer Ukraina memperoleh keunggulan, hampir mengepung separatis di kubu utama mereka di Donetsk dan Luhansk.
Utusan AS untuk OSCE, Daniel Baer, mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir telah terjadi “peningkatan laporan tentang sejumlah besar personel militer Rusia di Ukraina, barisan tank Rusia dan kendaraan lapis baja yang melintasi Ukraina tenggara”.
“Ini menunjukkan bahwa eskalasi baru Rusia, termasuk serangan balasan yang diarahkan Rusia, mungkin sedang berlangsung di Oblast Donetsk dan Luhansk – tindakan yang jelas-jelas melanggar hukum internasional dan prinsip serta komitmen OSCE,” katanya.