Eropa ikut disalahkan atas krisis di Ukraina, meski hal itu bukan alasan atas perilaku Rusia terhadap bekas republik Soviet tersebut, kata wakil Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu.
Pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Rektor Sigmar Gabriel, ketua Partai Sosial Demokrat, atau SPD, kontras dengan pernyataan Merkel yang konservatif, yang menyalahkan Rusia karena memperburuk krisis, yang telah memperburuk hubungan antara Moskow dan Barat.
“Tentu saja, Uni Eropa juga melakukan kesalahan, meski hal ini tidak membenarkan perilaku Rusia,” kata Gabriel kepada harian Jerman Rheinische Post.
“Tentu saja tidak cerdas untuk menciptakan kesan di Ukraina bahwa ia harus memutuskan antara Rusia atau UE,” tambah menteri perekonomian. “Tetapi sekali lagi: Ini bukanlah pembenaran untuk menjerumuskan suatu negara ke dalam kekacauan.”
Juru bicara Merkel mengatakan komentar Gabriel berdiri sendiri dan dia menolak berkomentar lebih lanjut. Jerman memiliki “posisi yang sangat bersatu” dalam krisis Ukraina, tambahnya, yaitu meredakan ketegangan dengan menciptakan kondisi untuk dialog nasional.
Tahun lalu, Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, menolak perjanjian perdagangan dan asosiasi dengan UE untuk mengupayakan hubungan ekonomi yang lebih erat dengan Rusia. Keputusannya memicu protes massal yang menggulingkannya pada bulan Februari.
Rusia kemudian merebut dan mencaplok wilayah Krimea di Ukraina yang mayoritas penduduknya Rusia, dengan alasan adanya ancaman dari apa yang mereka sebut sebagai kelompok radikal sayap kanan di pemerintahan baru Kiev.
Pada hari Senin, Merkel menolak kritik dari pendahulunya dari SPD, Gerhard Schrêder, yang merupakan teman pribadi Presiden Vladimir Putin. Schröder mengatakan pendekatan Eropa terhadap Ukraina dan Rusia adalah salah satu penyebab krisis ini.
Gabriel juga mengatakan konflik bersenjata harus dihindari dalam kondisi apapun. “Masyarakat takut terseret ke dalam konfrontasi militer,” katanya kepada Rheinische Post.
Jerman mendukung sanksi yang dikenakan terhadap Rusia terkait krisis Ukraina, namun baik Merkel maupun mitra SPD-nya menekankan pentingnya melakukan diplomasi pada saat yang bersamaan.
Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier, juga seorang sosial demokrat, mengunjungi Kiev pada hari Selasa dan berperan dalam mengatur pembicaraan antara politisi dan kelompok sipil di Ukraina yang dimulai pada hari Rabu.
“Ini tentang menciptakan kondisi di Ukraina di mana negara tersebut dapat dengan bebas dan mandiri memutuskan masa depannya,” kata Gabriel.