Sapi ‘anti-krisis’ Rusia bisa bertahan hidup tanpa makan

Ketika krisis ekonomi yang semakin meningkat di Rusia memberikan tekanan pada para peternak, beberapa peternak tampaknya telah menemukan solusi ajaib – sapi jenis baru yang tidak perlu diberi makan di musim dingin dan dapat bertahan hidup di saat mereka tidak makan sama sekali.

Dikenal sebagai “Aita” – atau “luar biasa” – ras ini, yang dikembangkan selama 15 tahun di republik selatan Kalmykia, dapat melewati bulan-bulan musim dingin hanya dengan mengonsumsi makanan yang ditemukannya di bawah salju, surat kabar negara Rossiiskaya Gazeta melaporkan pada hari Selasa.

“(Aita) bisa menambah berat badan bahkan dalam kondisi ekstrem, ketika sapi jantan dan sapi ras lain, seperti sapi Limousin Prancis yang populer, tidak akan bisa bertahan hidup,” kata peternak Vasily Barinov kepada surat kabar tersebut.

Bahkan lapisan es tebal di atas tanah tidak akan menghentikan Aita yang kuat, yang dapat bertahan hidup tanpa makan dalam jangka waktu yang lama – seperti unta yang lama berkeliaran di stepa Kalmykia.

“Aita bisa hidup lama dengan mengandalkan lemak internalnya. Ya, ia mungkin bisa menurunkan berat badan, tapi tetap saja ia akan melahirkan dan memberi makan anak-anaknya,” kata Barinov.

Laporan yang sangat positif bahkan menyatakan Aita sebagai sapi yang “anti-krisis”. Menurut Rossiiskaya Gazeta, lapisan lemak khusus di antara serat otot sapi membuat dagingnya sangat lezat.

Breed ini sekarang secara resmi terdaftar di Kementerian Pertanian, sebuah langkah yang bertepatan dengan upaya Rusia untuk meningkatkan produksi pertanian dalam negeri dan khususnya peternakan hewan.

Menteri Pertanian Nikolai Fyodorov mengatakan pada hari Selasa bahwa 12 miliar rubel ($180 juta) akan digunakan untuk pembangunan dan modernisasi pusat peternakan hewan di Rusia hingga tahun 2020, kantor berita negara TASS melaporkan.

Peningkatan produksi pertanian telah menjadi prioritas utama bagi Rusia sejak negara tersebut melarang impor pangan Barat pada tahun lalu sebagai pembalasan terhadap sanksi atas peran Moskow dalam krisis Ukraina.

Larangan impor daging sapi menimbulkan permasalahan tersendiri, karena kurang dari separuh daging sapi yang dijual di Rusia diproduksi di dalam negeri pada saat embargo diberlakukan.

Berkat larangan tersebut dan devaluasi tajam rubel Rusia pada tahun lalu, harga daging sapi dan unggas naik lebih dari 20 persen pada tahun 2014, menurut layanan statistik negara Rosstat. Rusia mengakhiri tahun 2014 dengan inflasi sebesar 11,4 persen, dan sebagian besar perkiraan memperkirakan inflasi akan terus berlanjut pada tahun ini.

Hubungi penulis di d.damora@imedia.ru

Pengeluaran Sidney

By gacor88