BANGALORE, INDIA – Rusia mungkin merakit jet regional Sukhoi Superjet di India untuk memanfaatkan biaya produksi yang lebih rendah, kata presiden pembuat pesawat United Aircraft Co (UAC) pada Kamis.
Para eksekutif UAC mengunjungi beberapa fasilitas perakitan pesawat India di India dan terkesan dengan kemampuan mereka, Yury Slyusar, presiden baru UAC, mengatakan pada konferensi pers di Aero India Air Show di Bangalore.
“Kami sedang mempertimbangkan produksi dalam negeri (di India) untuk membantu menurunkan harga akhir pesawat tersebut,” katanya. Hal ini juga akan mendukung kampanye “Make in India” yang diusung Perdana Menteri India Narendra Modi, tambahnya.
Dia menolak mengatakan kapan kesepakatan bisa dicapai.
Hindustan Aeronautics (HAL) milik negara memiliki satu-satunya fasilitas produksi pesawat terlengkap di India. Perusahaan seperti Tata Sons, Reliance Group dan Mahindra & Mahindra juga tertarik untuk terjun ke industri ini.
Pembuatan Superjet, yang dapat menampung hingga 100 penumpang, di India sejalan dengan harapan negara tersebut dalam merancang dan memproduksi jet penumpang.
Badan penelitian National Aerospace Laboratories dan HAL yang dikelola negara telah bekerja secara terpisah selama beberapa tahun terakhir pada program pesawat angkut regional (RTA) untuk mengembangkan pesawat yang mampu membawa sekitar 100 penumpang.
UAC memproduksi Superjet sebagai bagian dari usaha patungan dengan Alenia Aermacchi dari Italia, anak perusahaan Finmeccanica. Lebih dari 50 pesawat telah dikirimkan sejak tahun 2011, dan perusahaan patungan tersebut telah memesan sekitar 300 pesawat.
Embraer Brasil mendominasi pasar jet regional, menghubungkan pusat bandara utama dengan kota-kota kecil yang memiliki permintaan penerbangan tinggi namun jumlah penumpang rendah. Mitsubishi Aircraft Jepang, yang termasuk Mitsubishi Heavy Industries dan Toyota di antara investornya, mengembangkan jet regional MRJ untuk bersaing dengan Embraer.
Bombardier Kanada juga memproduksi jet regional.
Konsultan penerbangan Flightglobal Ascend memperkirakan pasar untuk 4.071 pesawat regional senilai $128,3 miliar pada tahun 2033.
Pejabat UAC juga mengonfirmasi bahwa mereka telah mulai bekerja sama dengan Tiongkok pada desain awal pesawat berbadan lebar yang diusulkan berkapasitas 250 hingga 280 kursi. Pengembangan skala penuh diperkirakan akan dimulai pada tahun 2016, dan pesawat ini dijadwalkan mulai beroperasi sekitar tahun 2025.
Jika berhasil, pihaknya akan menyasar pasar yang didominasi oleh Airbus A330 dan A350 serta Boeing 787.
Tiongkok juga sedang mengembangkan Comac C919, jet berbadan sempit yang diharapkan dapat menembus pasar yang didominasi oleh Airbus A320 dan Boeing 737.