Kepala Novatek, produsen gas independen terbesar Rusia, melihat tidak ada peluang untuk memenangkan hak menyalurkan gas ke Eropa dalam jangka pendek, meskipun ada persetujuan pemerintah untuk mengekspor gas alam cair, atau LNG.
Novatek dan saingannya Rosneft memenangkan hak untuk mengekspor LNG tahun lalu, mematahkan monopoli Gazprom milik negara.
Gazprom juga secara eksklusif menyalurkan gas ke Eropa, hak yang saat ini diperebutkan oleh para pesaingnya.
Ditanya tentang pembubaran monopoli itu, CEO Novatek Leonid Mikhelson mengatakan kepada wartawan, “Saya pikir tidak akan ada kemungkinan seperti itu dalam waktu dekat.”
Gennady Timchenko, pemegang saham Novatek, mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa dia percaya monopoli Gazprom di pasar Eropa suatu hari akan dipatahkan untuk memungkinkan ekspor gas untuk “perusahaan Rusia” – mengacu pada Novatek.
Koordinasi dengan Gazprom
Perusahaan yang tahun lalu memproduksi 62 miliar meter kubik gas, atau sekitar satu tahun konsumsi di Italia, menjual gas ke Gazprom dan konsumen domestik lainnya. Ini sedang membangun kilang LNG di Semenanjung Yamal untuk memulai ekspor setelah 2017.
Pekan lalu, Novatek setuju untuk menjual hingga 3 juta ton LNG ke unit perdagangan Gazprom dari pabrik Yamal. Novatek memiliki 60 persen Yamal, dengan Total Prancis dan CNPC China masing-masing memiliki 20 persen.
Dalam kutipan yang disetujui untuk dipublikasikan pada hari Selasa, Mikhelson mengatakan kesepakatan Gazprom berarti hampir 100 persen produksi LNG masa depan pabrik telah dikontrak, membuka jalan untuk mendanai proyek senilai $27 miliar.
“Mereka (Gazprom) memiliki kontrak untuk mengirimkan LNG ke India sementara semua volume dari kilang Sakhalin mereka telah dikontrak,” kata Mikhelson, mengacu pada satu-satunya kilang LNG Rusia, Sakhalin-2, yang memiliki kapasitas tahunan sekitar 10 juta ton.
Rusia, yang memiliki cadangan gas terbukti terbesar kedua setelah Iran, ingin menggandakan pangsa pasar LNG global pada tahun 2020 dari 4,5 persen saat ini.
Novatek, Gazprom dan Rosneft sedang merencanakan pabrik baru untuk memasok Asia.
Gazprom memiliki hampir 10 persen saham Novatek. Mikhelson mengindikasikan bahwa kedua perusahaan siap bekerja sama di pasar LNG, di mana Qatar, Australia, AS, dan lainnya juga berencana untuk meningkatkan produksi mereka.
“Saya pikir upaya koordinasi dalam pasar yang kompetitif seperti LNG akan bermanfaat bagi kedua perusahaan,” kata Mikhelson.