Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengunjungi Rusia minggu depan untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin mengenai perluasan penempatan militer Rusia di Suriah, kata seorang pejabat Israel pada hari Rabu.
“Perdana Menteri akan menyampaikan ancaman terhadap Israel yang timbul dari peningkatan aliran senjata canggih ke wilayah Suriah dan dari transfer senjata mematikan ke Hizbullah dan kelompok teroris lainnya,” kata pejabat itu.
Moskow mendapat tekanan internasional yang meningkat untuk menjelaskan tindakannya di Suriah, di mana Kremlin mendukung Presiden Suriah Bashar Assad dalam perang selama 4,5 tahun.
Dua pejabat AS mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia telah menempatkan sekitar setengah lusin tank di sebuah lapangan terbang di pusat pembangunan militer di Suriah dan bahwa tujuan penempatan alat berat terbaru Moskow masih belum jelas.
Para pejabat Barat dan sumber Rusia mengatakan pekan lalu bahwa Rusia mengirimkan sistem rudal anti-pesawat canggih ke Suriah untuk mendukung Assad.
Para pejabat Barat mengatakan sistem SA-22 akan dioperasikan oleh pasukan Rusia. Seorang pejabat AS, yang mengkonfirmasi informasi tersebut, mengatakan sistem tersebut bisa menjadi bagian dari upaya Rusia untuk meningkatkan pertahanan di sebuah lapangan terbang dekat Latakia, yang merupakan basis Assad.
Sekalipun Rusia mengoperasikan rudal-rudal tersebut dan menjauhkannya dari tangan militer Suriah, kehadiran sistem pertahanan udara canggih seperti itu dapat membuat Israel bingung, yang di masa lalu telah membom senjata-senjata canggih yang diyakini telah diserahkan kepada sekutu gerilyawan Assad di Lebanon. . , Hizbullah.
Khawatir dengan banyaknya bala bantuan Rusia di Suriah, para pejabat Israel mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah melakukan kontak dengan Moskow. Namun Israel juga telah menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan kebijakannya untuk mencegah senjata canggih mencapai Hizbullah.
Amerika Serikat menggunakan wilayah udara Suriah untuk memimpin kampanye serangan udara melawan ISIS. Kehadiran Rusia yang lebih besar meningkatkan kemungkinan negara adidaya Perang Dingin saling berhadapan di medan perang.
Rusia mengatakan pihaknya akan terus memberikan pasokan militer ke Suriah dan bantuannya kepada tentara Suriah sejalan dengan hukum internasional.
Perang saudara di Suriah, yang menewaskan sekitar 250.000 orang, telah membuat hampir setengah dari 23 juta penduduk Suriah sebelum perang mengungsi, dan ribuan orang berusaha mencapai Eropa.