Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan “keprihatinan serius” kepada timpalannya dari Rusia pada Kamis mengenai peningkatan tajam serangan separatis di Ukraina timur dan mendesak gencatan senjata segera, kata Departemen Luar Negeri.
Komentar Kerry, dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mencerminkan meningkatnya kekhawatiran AS mengenai meningkatnya kekerasan antara pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia.
Perjanjian gencatan senjata, yang ditandatangani di Minsk pada pertengahan Februari, meredakan namun tidak menghentikan kekerasan di zona konflik timur. Kedua belah pihak sering saling menuduh satu sama lain melanggar ketentuan perjanjian dan korban jiwa dilaporkan hampir setiap hari.
“Menteri Luar Negeri menyatakan keprihatinan besar mengenai peningkatan tajam serangan separatis di Ukraina timur, dan mendesak gencatan senjata segera dan implementasi penuh komitmen Minsk,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Moskow menyalahkan pihak berwenang Ukraina atas meningkatnya kekerasan baru-baru ini. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah panggilan telepon tersebut bahwa Lavrov menekankan bahwa Kiev harus mematuhi perjanjian Minsk dan “menghentikan provokasi bersenjata”.
Juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby mengatakan Senin di Washington bahwa Amerika Serikat “sangat terganggu” dengan meningkatnya serangan, yang menurutnya telah menyebabkan tiga tentara Ukraina tewas dan 35 lainnya luka-luka dalam beberapa hari terakhir. Kirby mengatakan Ukraina melaporkan 127 serangan pada hari Senin.
Dia juga mengutuk serangan pembakaran akhir pekan yang menghancurkan empat kendaraan di Donetsk milik pemantau OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa).
Lebih dari 6.500 orang tewas sejak pertempuran terjadi antara pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Rusia yang menginginkan kemerdekaan dari Kiev pada bulan April 2014, menurut perkiraan PBB.
Dalam panggilan telepon tersebut, Kerry juga menyatakan keprihatinannya mengenai perjalanan pemimpin elit Pasukan Quds Iran Qasem Soleimani ke Moskow, kata Departemen Luar Negeri. Soleimani telah dikenakan larangan perjalanan internasional dan pembekuan aset oleh Dewan Keamanan PBB sejak tahun 2007.
Kerry dan Lavrov juga membahas pilihan-pilihan solusi politik terhadap konflik Suriah, kata Departemen Luar Negeri.
Pernyataan di Moskow mengatakan kedua menteri membahas upaya menyatukan berbagai kelompok oposisi Suriah dengan tujuan mencapai posisi bersama untuk melakukan pembicaraan di Damaskus di bawah naungan PBB.
Dua putaran perundingan sebelumnya di Swiss gagal menemukan solusi terhadap konflik yang telah menewaskan sekitar 250.000 orang selama empat setengah tahun terakhir.