Jepang menyampaikan protes pada hari Sabtu atas kunjungan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev ke salah satu dari empat pulau yang disengketakan di Samudera Pasifik yang telah menghambat hubungan antara kedua negara sejak akhir Perang Dunia II.
Perselisihan yang sudah berlangsung puluhan tahun mengenai wilayah tersebut, yang diklaim oleh kedua negara, dapat melemahkan upaya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk mendekati Rusia yang kaya sumber daya dan menjaga pintu terbuka untuk dialog, meskipun terjadi krisis di Ukraina.
Lihat galeri foto: Perdana Menteri Rusia mengunjungi Pulau Iturup yang disengketakan
Pulau-pulau tersebut dikenal di Rusia sebagai Kepulauan Kuril Selatan dan disebut sebagai Wilayah Utara di Jepang. Rusia menyita barang-barang tersebut pada hari-hari terakhir Perang Dunia II dan perselisihan tersebut telah menghalangi kedua negara untuk menandatangani perjanjian perdamaian resmi.
Setelah Medvedev mengunjungi Pulau Iturup pada hari Sabtu, pejabat senior Kementerian Luar Negeri Jepang Hajime Hayashi menyampaikan protes tersebut melalui telepon dengan Duta Besar Rusia untuk Jepang Yevgeny Afanasyev, kata kementerian tersebut.
Jepang mengharapkan kunjungan Presiden Vladimir Putin tahun ini untuk pertemuan puncak dengan Abe, kata kantor berita Kyodo.
Saat berada di pulau tersebut, Medvedev mengatakan sikap Jepang tidak akan lagi menghentikan kunjungan tersebut.
“Posisi kami sederhana: kami ingin berteman dengan Jepang, Jepang adalah tetangga kami. Kami memiliki sikap yang baik terhadap Jepang, namun tidak boleh dikaitkan dengan Kepulauan Kuril yang merupakan bagian dari Federasi Rusia,” ujarnya.
“Itulah sebabnya kami melakukan kunjungan, kami berkunjung dan kami akan melakukan kunjungan ke Kepulauan Kuril.”
Medvedev menyoroti rencana pembangunan ekonomi untuk wilayah yang berpotensi kaya akan minyak dan gas serta mengundang investor asing.
“Kalau tetangga kita, Jepang, lumayanlah. Kalau teman Korea atau China, lumayan juga,” ucapnya. “Siapa pun yang datang lebih dulu akan mendapat manfaat.”
Rusia memerintahkan pembangunan fasilitas militer yang lebih cepat di pulau-pulau yang disengketakan pada bulan Juni, menyusul komentar Putin pada bulan April bahwa ia siap untuk membahas masalah tersebut, sementara Jepang menyalahkan kurangnya dialog.
Rusia juga menerbitkan resolusi pemerintah pada hari Sabtu yang mengkonfirmasi klaim negara tersebut atas dasar laut dan sumber daya alam di bagian tengah Laut Okhotsk antara Kepulauan Kuril dan daratan Rusia, menambah lebih dari 50.000 kilometer persegi wilayah Rusia.
Resolusi tersebut menyatakan bahwa klaim tersebut telah disetujui oleh komisi PBB tahun lalu dan diikuti dengan konsultasi dengan Jepang.
Rusia berencana untuk melipatgandakan aliran minyak dan gas ke Asia dalam 20 tahun ke depan dan Jepang terpaksa menggunakan impor bahan bakar dalam jumlah besar untuk menggantikan energi nuklir yang hilang setelah reaktornya ditutup akibat bencana Fukushima pada tahun 2011.