SOFIA – Bulgaria ingin Komisi Eropa menghidupkan kembali rencana pembangunan pipa Nabucco yang akan memompa gas dari Laut Kaspia, setelah proyek Rusia yang dipandang sebagai saingannya dibatalkan, kata Perdana Menteri Boiko Borisov pada Rabu.
Bulgaria ingin melakukan diversifikasi pasokan energi akibat krisis Ukraina, dan memenuhi lebih dari 80 persen kebutuhan gasnya dengan impor dari Rusia.
Sofia terkejut dengan pengumuman mengejutkan Presiden Vladimir Putin pada bulan Desember untuk membatalkan rencana pembangunan pipa South Stream yang akan memasok gas ke Eropa melalui Bulgaria, melewati Ukraina.
Nabucco didukung oleh negara-negara Barat, namun ditolak sebagian karena tidak cukupnya permintaan untuk mempertahankan Nabucco dan South Stream. Bulgaria, yang akan mendapat manfaat dari membebankan biaya transit untuk South Stream, melihat kebangkitan Nabucco sebagai cara untuk mengkompensasi kerugian yang dialaminya.
Moskow kini sedang mencari alternatif yang bisa ditempuh melalui Turki namun menghindari Bulgaria, hal ini memicu tuduhan dari Brussel bahwa Rusia meminta tebusan kepada anggota Uni Eropa, Bulgaria.
“Kami ingin mencairkan proyek Nabucco melalui Bulgaria,” kata Borisov kepada wartawan setelah bertemu Presiden Azeri Ilham Aliyev di Sofia.
“Ini tidak ditujukan kepada siapa pun, ini tentang menjaga kepentingan nasional Bulgaria, agar jaringan gas kita penuh dengan gas, sehingga kita memungut biaya transit dan tidak dilewati,” kata Borisov.
Para pemimpin Eropa telah mendorong Nabucco untuk melemahkan cengkeraman Rusia di pasar energi Eropa Tengah dan Timur, namun proyek tersebut gagal karena pembengkakan biaya, kurangnya ketersediaan gas, dan lobi Rusia.
Jalur Pipa Trans-Adriatik (TAP), sebuah proyek pesaing Nabucco yang akan menyalurkan gas Azeri ke Italia melalui Yunani, masih dalam pertimbangan.
Berbicara dengan Borisov, Presiden Aliyev mengatakan Bulgaria dapat membangun interkoneksi dengan Yunani untuk mengekstraksi gas dari jalur TAP, yang kemudian dapat dikirim ke Rumania dan Hongaria.
Azerbaijan, yang total cadangan gasnya mencapai 2,5 triliun meter kubik, diperkirakan akan mulai mengirimkan gas Kaspia ke Eropa dari ladang gas terbesarnya, Shah Deniz II, pada tahun 2020.
“Kami pikir kami bisa menyatukan TAP dan Nabucco. Tidak penting apa yang Anda sebut jalur ini. Tujuan utama kami adalah agar volume gas Azeri bisa masuk ke Eropa,” kata Aliyev. “Semakin banyak negara UE yang menerima gas kami, semakin baik bagi semua orang.”