Penyedia jasa ladang minyak Schlumberger, yang melakukan latihan bersama Rosneft di pulau Sakhalin, Rusia, mengatakan tidak ada “dampak nyata” terhadap bisnisnya di Rusia, dua hari setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap Rosneft.
Washington telah menjatuhkan sanksi terhadap Rosneft, produsen minyak terbesar Rusia, dan Novatek, produsen gas terbesar kedua di negara itu, atas peran Moskow dalam krisis Ukraina.
“Sampai saat ini, tidak ada dampak dari sanksi tersebut,” kata CEO Schlumberger Paal Kibsgaard pada panggilan konferensi pasca-pendapatan.
“Apakah akan ada dampaknya di masa depan, agak sulit untuk dikomentari,” katanya, seraya menambahkan bahwa keadaan masih berjalan seperti biasa untuk saat ini.
Saham Schlumberger turun sebanyak 3,5 persen pada awal perdagangan Jumat. Analis menghubungkan penurunan ini dengan ekspektasi pendapatan yang “tidak masuk akal” dari perusahaan.
Schlumberger melaporkan pendapatan dan laba yang lebih baik dari perkiraan setelah pasar tutup pada hari Kamis karena aktivitas pengeboran meningkat di Amerika Serikat dan lepas pantai Teluk Meksiko.
Pemulihan aktivitas di Rusia setelah musim dingin yang keras juga membantu hasil kuartalan perusahaan.
“Prospek aktivitas dasar baik di luar negeri maupun dalam negeri di Rusia terus terlihat solid, dan dengan pemberian kontrak baru-baru ini, kami berharap untuk mengakhiri tahun ini dengan catatan yang kuat,” kata Kibsgaard.
Awal tahun ini, Schlumberger menandatangani perjanjian dengan Rusia dan Gazprom Neft untuk berkolaborasi dalam teknologi untuk proyek pengembangan serpih Bazhenov yang direncanakan di ladang minyak Priobskoe di Siberia Barat.
Gazprom Neft adalah cabang produksi minyak dari perusahaan gas negara Rusia Gazprom, yang tidak menghadapi sanksi AS atau Uni Eropa.
Schlumberger juga memiliki proyek lepas pantai di Sakhalin.
Rusia menyumbang kurang dari 5 persen total pendapatan Schlumberger, kata analis Simmons & Co International, Bill Herbert.
“(Sanksi terhadap Rusia) merupakan sebuah risiko dan Schlumberger waspada terhadap hal tersebut dan saya pikir jelas mereka memiliki rencana darurat jika sanksi (lebih lanjut) terjadi,” katanya.
Sanksi lebih lanjut terhadap Rusia kemungkinan besar akan diterapkan jika penyelidikan menemukan kaitan negara tersebut dengan jatuhnya sebuah pesawat Malaysia pada hari Kamis, kata Institute for International Finance yang berbasis di Washington.
Saham Schlumberger turun 1,5 persen menjadi $112,91 pada perdagangan pagi di New York Stock Exchange.
Lihat juga:
Rosneft memperingatkan bahwa sanksi akan merugikan pemegang saham internasional