Beberapa LSM Rusia pekan lalu meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali larangan barang-barang medis buatan luar negeri, surat kabar Kommersant melaporkan pada hari Senin.
Pimpinan beberapa organisasi, termasuk yayasan amal rumah sakit Vera (Faith) dan badan amal kanker Podari Zhizn (Give Life) menandatangani surat yang ditujukan kepada Perdana Menteri Dmitry Medvedev yang mengusulkan untuk membentuk sekelompok ahli untuk melindungi kepentingan pasien untuk dipertimbangkan selama perawatan. peninjauan rancangan undang-undang yang menguraikan larangan tersebut, kata laporan itu.
Bulan lalu, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan mengusulkan pembatasan jumlah barang dan peralatan medis buatan luar negeri yang diizinkan masuk ke negara tersebut sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor, menurut dokumen yang dipublikasikan di situs web pemerintah.
Larangan ini hanya akan berlaku untuk pembelian pemerintah, bukan pembelian oleh perusahaan swasta, dan tidak akan berlaku untuk impor peralatan medis dari Armenia, Belarus, dan Kazakhstan, anggota Uni Ekonomi Eurasia yang dipimpin Rusia.
Inisiatif ini menyerukan pelarangan impor mesin sinar-X, mesin ultrasound, defibrilator, inkubator, dan peralatan medis lainnya. Daftar barang yang dibatasi juga mencakup kondom, perban, masker medis, kruk, alat prostetik, dan sepatu ortopedi.
Dalam suratnya, LSM-LSM tersebut meminta Medvedev untuk menilai pasar barang-barang medis Rusia dan memastikan ada alternatif selain produk luar negeri, lapor Kommersant, mengutip salinan surat tersebut. Beberapa barang impor, menurut para ahli, sebaiknya tidak dimasukkan dalam daftar, karena barang-barang Rusia kualitasnya lebih buruk dan dapat membahayakan pasien.
Misalnya, perban buatan Rusia lebih mudah memicu luka, kasur anti luka baring yang diproduksi di Uni Ekonomi Eurasia terbuat dari bahan yang lebih halus dan bahkan mungkin berkontribusi terhadap pembentukan luka baring, dan ventilator paru buatan Rusia tidak cocok untuk pasien dalam kondisi serius. atau untuk penggunaan jangka panjang, kata para pakar LSM dalam surat tersebut.
Penerapan RUU tersebut dapat menyebabkan institusi medis Rusia tidak menggunakan peralatan asing sama sekali, kata surat itu, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan medis di negara tersebut.
Pembahasan publik mengenai RUU tersebut berlangsung selama dua minggu dan berakhir pada hari Senin. Namun dokumen tersebut dapat diubah bahkan setelah diskusi selesai, kata sumber yang tidak disebutkan namanya di pemerintahan Rusia kepada Kommersant pada hari Senin.
Pemerintah Rusia telah mendorong substitusi impor di sektor-sektor utama industri Rusia di tengah konfrontasinya dengan negara-negara Barat terkait krisis Ukraina.
Hubungi penulis di d.litvinova@imedia.ru