Setidaknya dua orang tewas hari Sabtu dalam serangan senjata dan granat di kota Mukachevo yang melibatkan milisi nasionalis terkenal di negara itu, Sektor Kanan.
Polisi mengepung beberapa pria bersenjata di kawasan hutan kota dan mencoba merundingkan penyerahan mereka secara damai, kata pernyataan dari kantor kejaksaan setempat. Namun rincian kekerasan tersebut masih belum jelas.
Pernyataan jaksa menyebutkan sekitar 20 orang bersenjata dengan lencana Sektor Hukum muncul pada sore hari dan meminta pertemuan dengan warga setempat di sebuah kafe. Mereka kemudian mulai menembak, kata pernyataan itu.
Laporan berita Ukraina sebelumnya mengatakan kekerasan terjadi di sebuah fasilitas olahraga yang diduga dikendalikan oleh seorang anggota parlemen nasional dari faksi yang menentang Sektor Kanan. Belum jelas apakah kafe yang dimaksud dalam keterangan jaksa merupakan bagian dari fasilitas tersebut.
Kompleks olahraga tersebut terkait dengan anggota parlemen nasional dari faksi yang sangat menentang Sektor Kanan, kata Anton Gerashchenko, penasihat Kementerian Dalam Negeri.
Pernyataan sektor hukum yang dilaporkan oleh media berita Ukraina mengatakan dua anggota milisi tewas. Namun Gerashchenko mengatakan tiga orang tewas dan tiga polisi serta empat warga sipil terluka. Dia juga mengatakan para penyerang menghancurkan dua mobil polisi dengan peluncur granat.
Pernyataan Sektor Kanan mengatakan para anggotanya diserang oleh “bandit” yang terkait dengan Mikhail Lano, yang diduga mengendalikan fasilitas olahraga tersebut, yang menurut media lokal termasuk gym dan kolam renang.
Konstantin Dolgov, perwakilan khusus Kementerian Luar Negeri Rusia untuk bidang hak asasi manusia, menanggapi berita tersebut pada hari Sabtu: “Sektor Kanan (sekarang) kembali menunjukkan wajah gangsternya di Mukachevo. Masyarakat di Kiev masih belum bisa menyingkirkan neo-Nazi dan malah mencoba mengkooptasi mereka, namun hal itu akan segera terlambat.”
Sementara itu, para pejabat di Kiev dengan cepat membalas dan menuding Moskow. “Saya tidak mengesampingkan adanya jejak Rusia dalam insiden tersebut… karena wilayah ini berada dalam wilayah yang diminati oleh layanan khusus Rusia,” kata Irina Friz, anggota blok Presiden Ukraina Petro Poroshenko, di Facebook. .
Setelah kejadian tersebut, Poroshenko memerintahkan perlucutan senjata dari Sektor Kanan, namun kelompok tersebut bersumpah untuk menolak dan melancarkan protes.
Hingga 100 pengunjuk rasa dari sektor hak asasi manusia tiba di Kharkiv pada hari Minggu untuk melakukan unjuk rasa atas nama kelompok tersebut, Interfax melaporkan dari tempat kejadian.
Demonstrasi serupa juga diluncurkan di Lviv, Dnipropetrovsk dan Kiev, di mana para pengunjuk rasa berkumpul di gedung administrasi kepresidenan.
Sektor Kanan memainkan peran penting dalam protes anti-pemerintah yang berujung pada tergulingnya mantan Presiden pro-Kremlin Viktor Yanukovych, yang akhirnya membawa para pemimpin pro-Barat berkuasa di Ukraina. Pada saat itu, aktivis Sektor Kanan dianggap sebagai pengunjuk rasa paling radikal namun terorganisir dengan hati-hati.
Setelah pemberontakan, organisasi tersebut diubah menjadi sebuah partai politik, namun tetap berpegang teguh pada akar-akarnya yang lebih militan. Upaya yang sering dilakukan oleh pemerintah baru Ukraina untuk membujuk kelompok tersebut agar melucuti senjatanya tidak berhasil.
Pada bulan November 2014, Mahkamah Agung Rusia menyatakan organisasi tersebut ekstremis dan melarang aktivitasnya di negara tersebut. Para pejabat Rusia sering menyebut Sektor Kanan sebagai bukti adanya ancaman neo-Nazi di Ukraina.
Sektor Hukum terbukti tidak populer di kalangan pemilih Ukraina, karena hanya menerima 1,8 persen suara nasional pada pemilihan parlemen tahun 2014. Pemimpin organisasi Dmytro Yarosh terpilih di salah satu dari 225 daerah pemilihan.
Batalyon sukarelawan yang berafiliasi dengan Sektor Kanan bertempur bersama pasukan pemerintah Ukraina melawan separatis pro-Rusia di wilayah timur negara itu yang bergolak. Batalyonnya yang paling terkenal, batalyon Azof, bermarkas di tenggara pelabuhan Mariupol dan dikenal karena nasionalisme militan anggotanya.