Bank Barclays yang berbasis di London telah membekukan rekening kantor berita utama milik negara Rusia, Rossiya Segodnya, dalam sebuah tindakan yang mungkin terkait dengan sanksi Inggris terhadap kepala pemadam kebakarannya, Dmitri Kiselyov, kantor berita RIA Novosti melaporkan pada hari Senin.
Barclays belum mengeluarkan pernyataan resmi yang mengatakan pihaknya telah membekukan rekening tersebut, namun perwakilan bank yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada RIA bahwa rekening tersebut telah dibekukan dan pengumuman resmi akan segera dilakukan. Ketika dihubungi untuk dimintai komentar oleh The Moscow Times, bank tersebut mengatakan tidak mengomentari rekening pelanggan individu.
Kementerian Luar Negeri Rusia telah meminta pemerintah Inggris untuk segera mengklarifikasi status rekening bank Rossiya Segodnya di Barclays, menurut pernyataan yang diposting di situs kementerian. Menurut kementerian, rekening bank tersebut telah dibekukan sejak 8 Juli.
Dugaan pembekuan aset mungkin terkait dengan sanksi UE terhadap kepala badan tersebut Kiselyov, kata sumber perbankan kepada RIA. Uni Eropa memberikan sanksi kepada Kiselyov pada Maret tahun lalu sebagai bagian dari serangkaian pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap pendukung utama aneksasi Moskow atas semenanjung Krimea di Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga yakin pembekuan akun tersebut terkait dengan sanksi Inggris terhadap Kiselyov.
Kiselyov, yang dulunya seorang tokoh media liberal, menjadi terkenal karena kata-kata kasar mingguannya yang anti-Barat di televisi milik negara, di mana ia pernah menyombongkan kemampuan Rusia untuk mengubah AS menjadi “abu radioaktif.”
Perwakilan bank Barclays tidak menjelaskan alasan pemblokiran rekening Rossiya Segodnya saat ditanya, lapor RIA.
Kiselyov menyebut pembekuan akun Rossiya Segodnya sebagai “sensor”.
“Kebebasan pers atau demokrasi seperti apa yang bisa kita bicarakan di Inggris jika salah satu kantor berita besar di dunia dilarang beroperasi di negara tersebut?” RIA Novosti mengutip Kiselyov. Kiselyov belum memastikan akun Rossiya Segodnya memang ditutup.
Pihak berwenang Perancis juga dilaporkan membekukan akun kantor berita tersebut pada bulan Juni, kantor berita Interfax melaporkan pada saat itu, mengutip pemimpin redaksi Margarita Simonyan.
Aset-aset tersebut dibekukan bersama dengan sejumlah rekening milik negara sebagai bagian dari penyelesaian $50 miliar yang diberikan kepada mantan pemegang saham perusahaan minyak Yukos yang sudah tidak beroperasi, menyusul keputusan pengadilan arbitrase internasional bahwa negara Rusia menahan perusahaan tersebut untuk diambil alih secara ilegal pada pertengahan tahun 2000-an.