Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan pada hari Kamis bahwa kondisi terburuk telah berakhir bagi perekonomian Rusia, yang terkena dampak sanksi ekonomi Barat akibat krisis Ukraina dan jatuhnya harga minyak global.
Produk domestik bruto turun 1,5 persen secara tahunan pada bulan Januari, namun Siluanov mengatakan ada tanda-tanda perekonomian kini memasuki periode stabilisasi.
“Akhir tahun lalu dan awal tahun ini sangat sulit ketika kami melihat volatilitas di pasar valuta asing, nilai aset kami turun tajam,” kata Siluanov pada konferensi pengusaha Rusia.
“Dua guncangan ini sangat memukul kami. Sekarang, secara umum, kami melihat kondisi terburuk sudah berakhir, dan sebaliknya, kami melihat tanda-tanda stabilisasi.”
Rubel, yang sempat turun menjadi 80 rubel per dolar pada pertengahan Desember, telah diperdagangkan pada sekitar 60 rubel per dolar dalam beberapa pekan terakhir. Namun nilainya masih turun lebih dari 40 persen terhadap dolar dibandingkan awal tahun 2013.
Tahun ini, Rusia diperkirakan akan mencatat tahun pertama resesi sejak tahun 2009, setelah krisis keuangan global. Menurut perkiraan terbaru Bank Sentral, PDB kemungkinan akan mengalami kontraksi sebesar 3,5 persen-4,0 persen pada tahun ini.
Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Moskow tahun lalu atas krisis di Ukraina, di mana Rusia mencaplok semenanjung Krimea dan mendukung separatis pro-Rusia melawan pasukan Kiev di timur.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan di Brussels bahwa sanksi akan tetap berlaku sampai persyaratan perjanjian gencatan senjata yang disepakati di ibu kota Belarusia, Minsk, dipenuhi.
Prakiraan ekonomi juga memperkirakan bahwa laju kontraksi ekonomi akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.
Namun Menteri Ekonomi Alexei Ulyukayev melihat tanda-tanda positif dengan mengatakan kepada Kongres bahwa inflasi telah mencapai puncaknya dan pelarian modal tahun ini mungkin lebih rendah dari perkiraan dan bahkan di bawah $100 miliar.
Meski begitu, inflasi, yang saat ini berada pada tingkat tahunan sebesar 16,7 persen, masih jauh di atas target jangka panjang Bank Sentral sebesar 4 persen.
Siluanov mengatakan inflasi bisa turun ke tingkat tahunan sebesar 11-12 persen pada akhir tahun 2015 dan kementeriannya memperkirakan pemulihan akan terjadi pada tahun 2016.
Ulyukayev mengatakan kepada Kongres bahwa PDB dapat tumbuh sebesar 2,0 persen-2,5 persen pada tahun 2016. Namun Bank Sentral memperkirakan kontraksi perekonomian masih akan berlanjut pada tahun 2016.