Jatuhnya harga minyak mendorong aset-aset Rusia melemah pada hari Kamis, namun perusahaan-perusahaan yang menjual mata uang asing untuk tujuan pajak mengurangi kerugian pada rubel.
Pada pukul 20:20, rubel melemah sekitar 0,5 persen terhadap dolar pada 61,8 dan kehilangan 0,3 persen pada perdagangan pada 70,4 terhadap euro.
Saham-saham semakin melemah, dan imbal hasil obligasi negara euro meningkat karena obligasi jangka panjang.
“Prospek jangka pendek rubel akan ditentukan oleh dinamika minyak dan kemajuan (atau ketiadaan kemajuan) dalam masalah Ukraina,” kata Dmitri Polevoy, analis ING Bank di Moskow, dalam sebuah catatan.
Minyak mentah Brent turun lebih dari 2 persen pada hari Kamis, berada di bawah $59 per barel, di tengah kekhawatiran baru akan kelebihan pasokan. Minyak adalah salah satu ekspor utama Rusia dan oleh karena itu mempunyai pengaruh penting terhadap semua aset Rusia.
Di Ukraina, investor mengharapkan gencatan senjata penuh setelah tentara Ukraina menarik diri dari Debaltseve, pusat kereta api utama yang menjadi lokasi pertempuran terberat antara pemberontak pro-Rusia dan pasukan pemerintah dalam beberapa pekan terakhir.
Pertempuran terus berlanjut pada hari Kamis, meskipun ada upaya Eropa untuk menengahi gencatan senjata yang disepakati di ibu kota Belarusia, Minsk.
Para analis mengatakan para pelaku pasar melihat lebih dari sekadar perselisihan, melainkan isu yang lebih luas mengenai apakah Rusia dan negara-negara Barat dapat menyelesaikan perselisihan mereka mengenai Ukraina, sehingga mengurangi kemungkinan sanksi ekonomi lebih lanjut.
Sementara itu, peningkatan penjualan mata uang asing sebelum akhir masa pajak mendukung rubel.
“Kami pikir eksportir bisa meningkatkan penawaran penjualan mata uang keras minggu depan sebelum pajak karena pada bulan Februari ekspor sebagian besar tidak ada di pasar valas,” Maxim Korovin, analis valas di VTB Capital, mengatakan dalam sebuah catatan.
Eksportir Rusia mengubah sebagian pendapatan mereka ke mata uang asing untuk membayar pajak dalam rubel ke anggaran negara setiap bulan. Dukungan tersebut meningkat sejak pemerintah mulai memantau penjualan valas eksportir untuk mengurangi tekanan terhadap rubel, yang anjlok pada bulan Desember.
Saham-saham yang terdaftar di Moskow turun pada hari Kamis, menyusul kenaikan di sesi sebelumnya dan mencerminkan pergerakan rubel.
Indeks RTS dalam mata uang dolar turun 2,5 persen menjadi 906 poin. Mitranya yang berbasis rubel, MICEX, turun 0,64 persen menjadi 1.268 poin.
Imbal hasil obligasi dolar-euro Rusia yang jatuh tempo pada tahun 2042 dan 2043 masing-masing meningkat sebesar 14 dan 5 basis poin. Imbal hasil obligasi acuan dolar tahun 2030 sedikit berubah.